Resume 7 : Terbitnya Buku adalah Impian dan Kebahagiaan Seorang Penulis

 



Pertemuan 7

:

Senin, 18 Januari 2021

Waktu

:

Pukul 19.00 – 21.00 WIB

Pemateri

:

Noralia Purwa Yunita, M.Pd

Topik

:

Produktif Menulis Buku

Peruseme

:

Lubis Pirnandes, M.Pd

 

Menerbitkan sebuah buku adalah sebuah impian dan kebahagiaan bagi seorang penulis. Seperti sebuah pembuktian bahwa kelebat angan-angan dan ide yang ada di pikiran bisa dituangkan dan terwujud menjadi sebuah buku. Buku yang kemudian diharapkan akan membagikan spirit-spirit kebaikan bagi orang lain.

Hal itu pun yang saya alami dan rasakan. Ketika novel pertama saya, “Elegi di Bukit Mimpi” terbit akhir Desember 2020 yang lalu, saya benar-benar merasakan sebuah kebahagiaan yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Meski terus diiringi rasa kekhawatiran bahwa novel tersebut hanya akan menjadi “sampah” di mata pembaca, tapi rasa bahagia menutupi semua kekhawatiran tersebut.

Terkait penerbitan buku, malam ini saya kembali mendapatkan pencerahan. Pencerahan yang senantiasa menjadi motivasi dan inspirasi bagi saya. Sebuah pencerahan dari pemateri yang sangat inspired dengan telenta yang luar biasa. Bagaimana tidak, ibu guru kelahiran Kudus, 12 Juni 1989 ini sudah menorehkan prestasi dalam kepenulisan yang sungguh luar biasa. Beliau telah menerbitkan empat buah buku solo dan empat buah antologi. Bahkan buku pertamanya, “Digital Mindset”, merupakan kolaborasi bersama seorang pakar - Prof Richardus Eko Indrajit dan diterbitkan oleh penerbit mayor Andi.

Dari profilnya, Bu Nora memang sudah punya seabrek prestasi dalam menulis sejak di bangku SMA. Salah satunya adalah menjadi Juara 1 lomba karya tulis ilmiah SMA Se-Jawa Tengah. Nah, pada pelatihan menulis pertemuan ke-7 gelombang 17 ini, Bu Nora membagikan tips dan trik dalam menulis hingga menerbitkan sebuah buku.

Ibu dua anak ini membagikan tips trik dalam menulis sebuah buku. Tips dan trik tersebut yaitu :

1.        Tentukan tema atau topik yang ingin ditulis termasuk jenis tulisan, fiksi atau non fiksi

2.    Menulislah apa yang disukai dan bisa dimulai dari pengalaman pribadi atau hal-hal terdekat yang ada di sekitar kita, agar kita lebih mudah dalam menuangkan ide.

3.    Buatlah outline/daftar isi/TOC sebagai kerangka pikiran yang akan membantu kita menjabarkan tiap bab dan subbab. Juga agar kita bisa fokus pada tema (tidak keluar dari tema), dapat mengetahui awal dan akhir yang diinginkan dari sebuah buku, serta membantu kita dalam mencari referensi yang dibutuhkan.

Urutan daftar isi pada karya non fiksi dapat dimulai dari pertanyaan, “mengapa, pentingnya, atau alasan” sebuah tema tersebut ditulis.  Kemudian dilanjutkan dengan bagian yang lebih pada teori yang mendasari tema tulisan, dan berikutnya pada hal-hal yang sifatnya operasional.

Sedangkan pada karya fiksi seperti novel, daftar isi bisa dikembangkan dengan urutan prolog (seting awal cerita, pengenalan tokoh, konflik awal), konflik cerita yang menjadi bab inti dan diharapkan memberikan hikmah bagi pembaca, bagian klimaks dari cerita, solusi dari konflik yang diberikan, dan epilog.

4.        Target waktu. Permberian target waktu sangat penting diberikan agar sebuah tulisan bisa selesai tepat pada waktu yang direncanakan.

5.   Revisi (swa editing dan bantuan editor agar tulisan pada buku menjadi lebih layak dinikmati pembaca).

6.        Pemberian naskah ke penerbit baik penerbit minor atau mayor.

Selain tips dan trik dalam menulis tersebut, Bu Nora yang merupakan alumni pelatihan menulis gelombang 8, juga memberikan triknya dalam melatih menulis hingga bisa menerbitkan sebuah buku. Tips dan trik yang didasarkan pada pengalaman pribadi Bu Nora.  Tips dan trik tersebut adalah sebagai berikut :

1.    Megikuti program menulis antologi atau kolaborasi sebagai langkah awal agar lebih percaya diri dalam menulis sebuah buku.

2.      Konsisten menulis di blog. Tulisan-tulisan di blog dengan tema yang sama berikutnya dapat dikumpulkan menjadi satu buku.

3.      Menulis di media sosial. Selain untuk melatih menulis, juga sekaligus melihat respon langsung dari pembaca terhadap kualitas tulisan kita.

4.        Menulis di buku harian yang berisi pengalamn pribadi atau peristiwa-peristiwa penting yang dialami dan layak untuk disokumentasi dalam tulisan.

5.        Mengajak orang lain seperti siswa agar semangat menulis bisa terus terjaga dalam sebuah komunitas.

Dari semua pemaparan dan pencerahan Bu Nora, saya semakin percaya diri, agar ide-ide dan draft yang hanya berkelebat di angan-angan dan tertuang dalam draft bisa terwujudkan menjadi sebuah buku yang terbit dan bisa menginspirasi pembaca. Setelah ini, target dan draft-draft tulisan yang belum rampung, menanti untuk diselesaikan. Bismillah.

 

 

 

 

 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Blog pada Pandangan Pertama

Secercah Harapan dari Penerbit Indie

Antara Diet dan Resume