Resume 5 : Geliat Literasi_Berbagi Spirit Menulis

 


Pertemuan 5

:

Rabu, 13 Januari 2020

Waktu

:

Pukul 19.00 – 21.00 WIB

Pemateri

:

Bambang Purwanto, S.Kom., Gr. (Mr. Bams)

Topik

:

Menebarkan Semangat Hobi Menulis untuk Gerakan Literasi Sekolah

Peruseme

:

Lubis Pirnandes, M.Pd

 

Tulisan ini saya awali dengan cerita literasi di tempat saya mengabdi. Sudah tiga tahun ini saya ditunjuk sebagai Ketua Program Literasi di sekolah. Apa yang sudah saya lakukan ? Jujur, mendapati pertanyaan tersebut, saya kebingungan mencari jawabannya. Saya menyadari masih kecil sekali peran dan torehan yang telah saya lakukan, baik selaku pribadi maupun bersama tim, berdasarakan amanah yang telah diberikan. Boleh dikata, hampir tak ada gerakan yang konsisten terkait literasi di sekolah. Walaupun tanpa bermaksud mencari kambing hitam, peran dari seluruh pihak terutama peran dan semangat dari pengambil kebijakan di sekolah tentu amat dibutuhkan, agar sebuah program terkhusus program literasi bisa berjalan sebagaimana mestinya.

Terkaait program literasi di sekolah saya, tahun 2019 sebenarnya menjadi salah satu cikal bakal kebangkitan semangat literasi di sekolah. Bersama tim, saya telah menyusun program literasi dengan berbagai item yang kita rencanakan untuk dilakukan, yaitu :

1.           Implementasi gerakan literasi dalam pembelajaran

2.          Perpustakaan award

3.          Pembuatan antologi puisi dan cerpen siswa

4.     Lomba literasi antar kelas dengan indikator ketersediaan pojok baca di kelas beserta kreativitas dan kebermanfaatannya, ketersedian bahan bacaan pada tiap kelas, dan daya dukung kelas dalam menggiatkan literasi.

5.        Festival Literasi dalam rangka Bulan Bahasa yang terdiri dari lomba karya tulis, lomba cipta puisi, dan lomba desain greafis foster

6.             Pembuatan buletin sekolah

7.          Gelar Literasi Budaya yang melibatkan sekolah-sekolah (SD, SMP, dan SMA) yang ada di sekitar sekolah tempat saya mengajar. (Untuk lietrasi keagamaan diserahkan pada bagian pembinaan kerohanian sekolah)

Dari sekian item, ada yang berhasil dilaksanakan dan ada pula yang belum terealisasi. Saya pribadi sangat bahagia meskipun masih banyak sekali yang dibenahi dan yang belum sempat terlaksana. Salah satu item yang benar-benar menjadi pemantik semangat beriterasi kami adalah terwujudnya pembuatan buletin sekolah yang kami namakan Buletin MIMA SMAPA (Mini Magazine SMA Empat). Selaku pimpinan redaksi, bersama dengan lima orang siswa selaku tim redaksi yang sangat bersemangat, beberapa edisi buletin MIMA SMAPA berhasil meluncur ke tangan pembacanya di sekolah.

Respon para siswa pun luar biasa terhadap buletin yang diluncurkan setiap dua minggu sekali. Begitu pun dengan minat para siswa untuk menjadi pengisi rubrik pada buletin, baik itu cerpen, puisi, komik, info pengetahuan, tips, dan dokumentasi kegiatan. Para siswa pun yang bertindak selaku reporter majalah untuk mencari berbagai berita yang akan dituangkan dalam buletin.


Di akhir tahun, kegiatan literasi ditutup dengan kegiatan Gelar Literasi Budaya yang melibatkan berbagai siswa dari sekolah-sekolah yang ada di Kepahiang (SD dan SMP). Namun, semangat tersebut perlahan meredup seiring pandemi virus corona yang datang melanda. Saya pun menyadari akan masih rendahnya komitmen sehingga menjadi inkonsistensi dalam menggiatkan program literasi. Begitupun dengan kurangnya dukungan dari pihak sekolah menjadi penyebab mengapa semangat berliterasimenjadi tidak konsisten.

Dari pencapaian tersebut, saya coba refleksikan dengan pencapaian Mr. Bams, pemateri pelatihan menulis pertemuan ke-5. Dari awal melihat profilnya, saya sudah “kepincut” dengan Mr. Bams yang seakan kembali memantik semangat saya kembali. Torehannya sangat luar biasa, terkhusus selaku penggiat literasi di sekolahnya dan di masyarakat. Dari pemaparannya, berbagai kegiatan terkait literasi telah berhasil dilakukan dengan membawa efek yang luar biasa. Banyak sekali keiatan literasi sekolah yang menginspirasi. Program literasi yang digawanginya pun telah mendapatkan penghargaan dari berbagai pihak.






Saya pun mendapatkan pencerahan dari Mr Bams agar bisa konsisten dan berkomitmen dalam mengiatkan kegiatan literasi. Menurut Mr Bams, ada beberaa poin yang mesti diperhatikan agar konsisten dalam berliterasi, yaitu :

1.    Niat ikhlas dari para penggiat literasi. Tanpa niat yang ikhlas dan semangat yang membara, maka kegiatan literasi hanya sebatas jargon semata. Apalagi jika dukungan dari pihak sekolah yang relatif rendah.

2.     Mulailah membangkitkan minat menulis siswa yang diawali dengan geliat membaca, membuat review, dan program nyata seperti program Kalimat Bahagia di sekolah Mr Bams yang diadakan setiap Jum’at .

3.             Mulailah dari program literasi yang sederhana seperti program sosialisasi GLS

4.        Konsisten dalam melibatkan siswa karena pelaku literasi yang sesungguhnya diharapkan adalah siswa. Siswa bukan semata menjadi objek kegiatan literasi. Maka pelibatan siswa bisa dimulai dengan siswa memilih membaca dan menulis berdasarkan bakat dan “passion” mereka masing-masing.

5.             Adanya penghargaan atau reward atas capaian sisiwa dalam literasi. Di sekolah Mr Bams, dilakukan point literasi sebagai motivasi agar sswa giat dan gemar berliterasi.

Melihat pencapaian Mr Bams, saya kembali mendapatkan secercah harapan dan rasa optimis untuk kembali bergeliat menggiatkan kegiatan literasi di sekolah. Berbagi spirit menulis kepada para siswa agar literasi menjadi salah satu tonggak kemajuan pendidikan terkhusus di tempat saya mengabdi. Terima kasih Mr Bams untuk inspirasi dan pencerahannya.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

#KAMIS MENULIS_PROFIL SAHABAT

“5 Siap Mental Menjadi Penulis”

Secercah Harapan dari Penerbit Indie