Puisi Jiwa Suara Sembrawut

Debu menutupi jalanan

Ibu tua menggendong anaknya, lari tak ingin terkubur mimpi

Langit pun kelam, bencana datang

Rakyat kembali menjerit, tinggalkan suara menggantung 

Sang penguasa? Anggota dewan terhormat? Tanya saja kemana mereka

Ambil kantong berisi uang, entah uang siapa

Beri sumbangan, tebar senyuman, dan rasa jumawa

Kita memang tak perlu lagi tahu hati nurani masing-masing

Maka biarkan saja sang ibu tua kembali tertatih, 

takut dalam maut bersama kelut

Para penguasa pun tertatih

Takut ketinggalan kereta, jual suara sembrawut



Comments

  1. sebuah puisi yang digores pada medio februari 2014

    ReplyDelete
  2. Saya selalu kagum membaca tulisan seperti ini. Karena saya tidak bisa membuat hal seperti yg dituliskan.
    Terimakasih
    Ayo Terus Menulis
    Sehat selalu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiiin... Moga sehat selalu juga untuk bapak dan keluarga
      Masih belajar2 nulis ini pak he.. He..

      Delete
  3. Bagus isi puisinya pak, terus berkarya semoga saya bisa menyusul jejak bapak..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Blog pada Pandangan Pertama

Secercah Harapan dari Penerbit Indie

Antara Diet dan Resume