“Menerbitkan Buku : Kelebat Angan Menjadi Kenyataan”
Pertemuan 8 |
: |
Rabu, 20 Januari
2021 |
Waktu |
: |
Pukul 19.00 – 21.00
WIB |
Pemateri |
: |
Mukminin,
S.Pd.,M.Pd. (Cak Inin) |
Topik |
: |
Tips Menulis dan
Menerbitkan Buku ke Penerbit |
Peruseme |
: |
Lubis Pirnandes,
M.Pd |
Bagi seorang penulis, setelah lelah menguras pikiran dan tenaga membuat
sebuah tulisan, ending-nya tentu
ingin tulisan tersebut terwujud menjadi sebuah buku yang diakui keabsahaannya
dan bisa dinikmati banyak orang. Maka sebuah pekerjaan penting adalah
menerbitkan buku yang telah disusun. Pertanyaan dari hampir semua penulis pemula
adalah bagaimana menerbitkan sebuah buku? Pertanyaan sama yang pernah saya
rasakan. Ribet gak ya? Mahal gak ya biayanya? Dan sederet
pertanyaan lainnya.
Jika itu yang terjadi, maka tepatlah untuk menyimak pencerahan dari Pak Mukminin
atau biasa disapa Cak Inin pada pelatihan menulis pertemuan kedelapan ini. Didaulatnya
Cak Inin menjadi pemateri dikarenakan kiprahnya sebagai penulis yang telah menerbitkan
buku dan juga sebagai salah satu punggawa penerbit indie “Kamila Press”,
Lamongan. Kehadiran Cak Inin benar-benar tepat dan meminjam istilahnya Om Jay, “menggoda
sekali” terutama yang sudah lama “ngidam” ingin menerbitkan buku.
Bapak Guru dari Lamongan ini memulai pemaparannya dengan mengenalkan
profilnya sebagai salah satu penulis dan juga penerbit. Sampai saat ini, Cak
Inin telah menerbitkan dua buku solo dan delapan buah antologi. Lewat sederet
kiprahnya tersebut, Cak Inin membagikan pencerahan tips dan trik dalam
menerbitkan buku bagi penulis pemula.
Pertama, keberanian dan tekad yang kuat memegang peranan penting dalam proses menulis hingga menerbitkan buku. Saya pun mengalami fase ini. Novel “Elegi di Bukit Mimpi (EBM)” bisa terbit setelah melewati pasang surut semangat selama dua tahun lebih. Berawal dari naskah yang dilombakan, kemudian ditinggalkan oleh kesibukan kuliah, hingga kembali “berpaling” pada naskah tersebut dan akhirnya bisa terbit.
Setelah terbit pun, saya masih harus tetap
mengumpulkan keberanian untuk mengiklankannya pada orang lain. Alhamdulillah
hingga 20 Januari 2021, novel EBM telah mendarat ke 60 pembaca dan masih
ada 40 eksamplar lagi yang telah dipesan oleh pembaca. Saya tidak pernah menyangka bisa menembus angka 100. Mungkin,
jumlah yang sedikit bagi orang lain, tapi bagi saya sebagai pemula, jumlah
tersebut sudah sangat membuat saya bahagia. Awalnya saya kira tidak akan sampai
hitungan sepuluh yang berminat membaca karya saya dan ada ketakutan novel EBM
hanya menjadi “sampah” di mata pembaca.
Kedua, pola pikir bahwa menulis itu mudah sehingga akan mensugesti keluarnya ide-ide dalam menulis. Kita akan lebih menikmati prosesnya jika sugesti pikiran kita berkata bahwa menulis itu tidak sulit meskipun bisa jadi tema tulisan yang diangkat adalah tema yang relatif susah menurut kita.
Berkaca pada pengalaman pribadi, dari
Februari hingga Agustus 2020, saya menyusun buku pembelajaran tentang Gelombang
Seismik dan Likuifaksi. Satu tema yang cukup berat bagi saya. Saya pun mesti konsultasi
dengan para pakar pendidikan, pakar gelombang seismik, pakar likuifaksi, termasuk
ahli media pembelajaran, hingga buku “Strain Likuifaksi Learning” tersebut InshaaAllah
dalam waktu dekat akan diproses ISBN-kan.
Ketiga, menulislah sesuai dnegan passion kita. Menulis sesuatu yang bukan
bidang keahlian dan passion kita
tentu akan membuat kita lebih sulit dalam menulis. Awal tahun 2018, saya mencoba
menulis buku bahasa daerah. Saya pun mengalami benturan-benturan. Referensi yang
kurang, basic ilmu yang tidak memadai
hingga akhirnya kepercayaan diri pun “ambyar”.
Keempat, perbanyak membaca. Tidak ada
penulis hebat yang tidak berasal dari pembaca yang hebat.
Kelima, tampilkan tulisan dengan ciri khas
sendiri. setiap orang memiliki gaya atau
style masing-masing dalam menulis. Namun, biasanya gaya penulis buku yang
menjadi referensi kita akan mempengaruhi cara kita menulis. Seorang pembaca
novel EBM berujar, kok ada rasa Andrea
Hirata-nya ya di novel kamu?. Tanpa saya sadari, banyak membaca karya Andrea
mempengaruhi cara saya mengurai sebuah tulisan
Disamping poin-poin tersebut Cak Inin pun membagikan tips terkait teknis hal dalam menerbitkan sebuah buku, yaitu :
- Mencari tahu informasi penerbit yang dituju dan karakteristiknya. Apakah penerbit mayor atau penerbit minor. Berikut secara umum perbedaan karakteristik di antara kedua jenis penerbit :
Penerbit Mayor
Penerbit Minor
Penerbit mencetak bukunya secara massal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksamplar atau minimal 1000 eksamplar
Hanya mencetak buku sesuai dengan permintaan atau POD (Print on Demand)
Pemasaran buku dilakukan oleh penerbit seperti penualan di toko-toko buku
Pemasaran diserahkan pada penulis secara pribadi. Yang saya lakukan adalah pemasaran lewat media sosial sehingga saya istilahkan “Gerilya Buku”
Penerimaan naskah lebih selektif
Selama naskah layak diterbitkan (tidak melanggar aturan undang-undang hak cipta, tidak mengandung SARA dan pornografi), naskah bisa diterbitkan
Proses seleksi naskah biasanya memakan waktu cukup lama dan ada tahapan proses yang harus diikuti hingga sebuah naskah layak atau tidak untuk diterbitkan
Waktu yang dibutuhkan relatif cepat. Naskah EBM saya diajukan pada pertengahan November dan terbit pada akhir Desember
Menggunakan sistem royalti
Berbayar sesuai aturan masing-masing penerbit. Biasanya penerbit mematok biaya dan ongkir untuk satu buah buku, baru kemudian penulis menetapkan jumlah harga penjualan buku.
- Mempelajari bagaimana prosedur penerbitan buku (komunikasikan dengan pihak penerbit yang dituju terkait prosedur dan persyaratan dalam penerbitan termasuk hal-hal terkait aturan penulisan buku yang akan diterbitkan).
- Siapkan naskah yang lengkap (cover, kata pengantar, daftar pustaka (untuk buku non fiksi), biodata penulis, sinopsis (untuk buku fiksi seperti novel) serta bagian pelengkap lainnya). Bagian seperti cover, layout, dan editing biasanya bisa difasilitasi oleh pihak penerbit termasuk foster promo buku).
So, tidak ada kata susah dan kata terlambat untuk menulis dan menerbitkan
buku selama kita ada niat yang kuat.
Torehkan penamu dari hikmah jejak kakikmu, siapa tahu itu jadi penolong (Cak
Inin, 2020)
Keren pak moga sukses selalu
ReplyDeleteAamiin... Terima kasih buk. Sukses selalu juga buk
Deletewah., keren ini
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir pak
DeleteLuar biasa pak..resumenya dikaitkan dg pngalaman pribadi...mantap
ReplyDeleteTerima kasih pak.. Sudah mampir
DeleteMantap pak rresumenya😊👍
ReplyDeleteTerima kasih pak
DeleteKeren Bapak, resume yang rapi dan bagus sekali. 👍👍👍
ReplyDeleteTerima kasih buk... Masih ada yg sedikit berantakan ini
DeleteResume nya keren
ReplyDeleteTerima kasih pak
DeleteWaah mantap dan lengkap resumenya pa. Lanjutkan!
ReplyDeleteTerima kasih pak.. Siap dilanjutkan pak he.. He..
DeleteTulisan yg mantap
ReplyDeleteTerima kasih buk
Deletekeren pak...
ReplyDeleteTerima kasih pak
Deletehttps://amiriqra1976.blogspot.com/2021/01/tips-panjang-umur-dengan-menulis.html
ReplyDeleteMatur suwun pencerahannya pak de...
ReplyDeleteMasyaAllah, keren, mantap, dar der dor resumenya. Semangat berkarya, semangat menginspirasi
ReplyDeleteMatur suwun mas..... Siap mas, selalu semangat
Delete