Puisi_Dusta Sekeping Rindu#KamisMenulis



 Jika mungkin ada paradoks waktu

Aku ingin pergi ke angkasa, bawa rindu terbang ke langit

Tapi persinggahan yang sembrawut dan malam yang terjaga

Menakuti hingga mencoba bersembunyi di balik nyata

Ada waktu menyelinap, sebenarnya sadar

Namun kembali terlelap, terbuai mimpi hina

Lembam, lelah berjalan malas menuai

Hingga surya tenggelam, masih mencari lilin di temaram langit

Bawa saja diri berdusta, terkoyak-koyak masa lalu

Maka jangan harap membawa pulang sekeping rindu, jika hati saja tersenyum picik

Atau bawa pulang saja kotoran, membuang diri terbakar percuma

Sungguh, rinduku masih berselimut dusta

Comments

  1. Kalau membaca puisi orang lain suka bingung, beda kalau nulis sendiri, lebih bisa dimengerti. Ya, iyalah. Hehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. He.. He.. Iya sama pak... Tapi asyiknya kalau lagi mencoba menginterpretasi puisi orang lain..
      Salam kenal pak

      Delete
  2. sekeping rindu yang tak mungkin dibawa pulang
    untuk siapa yak! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenarnya ingin sekali sekeping rindu itu dibawa pulang, tapi hati yang terlalu lemah dan rapuh hingga terombang-ambing dalam rindu itu sendiri
      Waduh.... Jadi kepikiran untuk siapa ya.. He.. He..
      Makasih ya..
      Salam kenal

      Delete
  3. Replies
    1. He.. He... Makasih ammah dwi...
      Salam sama keluarga

      Delete
  4. Top puisinya. Rinduku masih berselimut dusta. Wah.

    ReplyDelete
  5. Puisi Rindu...
    Bagus Pak...
    Semangat menulis

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih pak sudah mampir
      Jadi motivasi untuk kami terus semangat

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Blog pada Pandangan Pertama

Secercah Harapan dari Penerbit Indie

Antara Diet dan Resume